“Kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bbm benar-benar bikin saya susah, anter-jemput istri pake mobil sepertinya harus dikurangi, nungguin istri belanja diparkiran tidak lagi harus pake ngidupin ac, anak2 kalo jalan2 kenyamanannya harus dikurangi karena jendela mobil harus dibuka, enak kalo nggak macet lha kalo macet seperti dikota jakarta, mobil2 mewah sampe harga milyaran rupiah berhamburan kesemua jalan apa nggak bikin pusing kepala..... hadew...! hadew.... !!! pemerintah sekarang ada2 aja....
Belum lagi rakyat kecil yang merasakan seperti para pedagang dipinggir jalan, pejalan kaki, pengendara sepeda atau sepeda motor, walaupun mereka2lah kebanyakan yang mengihasap racun CO2 yang dikeluarakan dari kendaraan seperti mobil saya tapi mereka juga merasakan dampak kenaikan harga bbm. Memang sih mereka-mereka diberi bantuan oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan.... tapi kan....!!!!....... gimana gitu lho....
Ah..... sudahlah... pokoknya atas nama rakyat kecil.... saya minta kepada semua mahasiswa harus demo.... !!!! bila perlu negara harus hutang ke negara lain...., hutang dah....!”
Tak berselang lama muncullah komentar-komentar yang menyetujui status saya, bahkan beberapa yang mengajak menggulingkan pemerintahan Jokowi, ada lagi yang meminta saya sabar karena masih 4 tahun lagi dan seterusnya dan seterusnya.
Komentar-komentar tersebut membuat saya tidak pernah habis pikir, apa yang sebetulnya yang ada dipikiran mereka? Bagaimana mungkin bisa setuju dengan status yang model begituan? Sebetulnya apa sih yang menjadi kesusahan saya? Begitu menderitakah saya? Timbul suatu kebingunan di benakku yang saya tuliskan di status berikutnya;
“Sebetulnya orang yang pro pada rakyat kecil itu orang yang macam mana ya...”
Apa betul sebagian pembaca yang menyetujui status 'teriakkan' saya, yang mengalami kesusahan karena tak mampu lagi menghidupkan ac di mobil gara-gara harga bbm naik? Jika demikian halnya, artinya setuju-setuju saja bila orang-orang berduit yang memiliki 3 sampai 4 mobil dalam satu rumah dengan harga mobil yang selangit menikmati bbm bersubsidi....., sementara rakyat kecil hanya menjadi penghisap gas-gas beracun CO2 yang dikeluarkan oleh mobil-mobil mereka ! hadew...!!!! Seharusnya ini menjadi pertanyaan seperti di status saya lain "Apa jadinya jika kemewahan hidup pribadi masih saja harus mengemis pada negara....???!!! lalu dimana itu yang katanya pro pada rakyat kecil"
Atau mungkin yang menyetujui status saya adalah orang-orang yang membenci diri pribadi Jokowi yang sudah teramat sangat, sehingga tak lagi menghiraukan isi dan maksud sebenarnya dari status/pernyataan saya. Ketika status saya terdapat kata 'memaki-maki pemerintah Jokowi' sebagian yang menyetujui begitu senang dan langsung ikut-ikutan memaki tanpa pernah berpikir sedikitpun.
Jika demikian halnya maka tepatlah apa yang dikatakan oleh salah satu sahabat saya dalam dinding wallnya, ini juga saya tuliskan dalam status saya;
“Tepat sekali apa yang dinyatakan oleh sahabat saya di wall fb-nya, ketika akhirnya ia percaya dan tak lagi heran bila bangsa Indonesia bisa dijajah sampai dengan 350 tahun lamanya..... setelah melihat watak kebanyakan para netizen....
Dan sayapun membenarkan itu setelah dibuktikan sendiri..... “
Betapa mudahnya sebagian diantara kita terpancing dengan suatu pernyataan dan sedikitpun tak mau berpikir kritis. Ketika pernyataan terdapat keberpihakan tanpa berpikir panjang langsung menelan mentah-mentah dan memberikan reaksi yang berlebihan, memberikan komentar subjektif dan berkesan 'tak beretika'. Itu artinya pula menandakan bahwa kebanyakan watak orang Indonesia mudah sekali 'dibodoh-bodohi', mudah sekali dibikin panik, mudah sekali mengomentari isu atau berita yang tidak jelas dan akhirnya mudah sekali diadu domba.... makanya wajar bila kita bisa dijajah 350 tahun lamanya.
Seperti kata sahabat saya lewat facebook, pemilu di Indonesia tidak pernah selesai dan tidak pernah berhenti, selalu saja pernyataan seputar no. 1 dan no. 2 bergulir, padahal sudah jelas no. 2 dinyatakan menang dan berhak untuk memimpin negara, tapi pernyataan tidak puas selalu saja bermunculan. Habis energi dan pikiran kita cuma untuk yang seperti ini. Lalu kapan kita mau maju.... !!! Kapan kita bisa memberikan pendapat-pendapat yang membangun !! Kapan kita bisa memberikan ide-ide yang cemerlang demi kemajuan Indonesia !! Jika kata-kata cacian dan makian saja yang hanya mampu keluar dari pikiran kita.....
Pemerintah seumur jagung sudah dinyatakan gagal. Begitu banyak permasalahan bangsa ini yang telah dibuat oleh pemerintah-pemerintah sebelumnya, permasalahan yang sudah mendarah daging, permasalahan yang berkarat, dan itu semua diminta kepada pemerintahan Jokowi dapat diatasi dalam sekejap, diatasi dalam seumur jagung...... oalah !!!
Wajar saja bila kita bisa 'dibodohi' oleh musuh-musuh kita..... dan sekali lagi itulah akhirnya mengapa kita bisa dijajah sampai 350 tahun lamanya...
Demo....... ??!! demolah yang cerdas.. demolah yang memang benar-benar pro rakyat. Tuntut pemerintah Jokowi untuk menaikkan bantuan kepada rakyat kecil, naikkan bantuan kompensasi harga bbm untuk rakyat kecil. Demolah untuk meminta kepada pemerintahan Jokowi membuat SPBU khusus untuk para angkot/angkutan penumpang agar tarif angkutan tak naik, dan seterusnya dan seterusnya.
Jangan pernah demo demi kepentingan orang-orang berduit. Hutang negara kita sudah begitu besar, apa betul harus kita habiskan dolar kita untuk membeli bahan bakar dari luar dan kita bakar di negeri kita demi kenyamanan dan kemewahan mobil orang-orang berduit, yang selalu bikin jalanan macet dan sisa pembakarannya berupa zat beracun CO2 diberikan untuk dihisap dalam-dalam oleh rakyat kecil....
Wallahu’alam...
0 komentar:
Post a Comment