Logika Awam dan Logika Akademik

Logika awam atau logika spekulatif adalah; Menilai salah dan benar dari sudut pandang pribadinya sendiri (subjektif) tanpa mampu melihat sesuatu secara objektif. Tidak rasional, tidak faktual, pendapatnya tidak didukung fakta hanya kira-kira saja. 
Pendapatnya bias atau rancu, tidak didukung logika yang runut, tidak nyambung tak ada hubungan antara premis satu dan premis lainnya. Wawasan berpikirnya sempit, tidak didukung ilmu-ilmu lainnya, seperti katak dalam tempurung, dunia yang ia tahu hanya ada dalam pikirannya tanpa pernah mau berusaha menambah pengetahuan atau informasi lain. 


Sedangkan Logika Akademik atau Ilmiah; Objektif, objek pembicaraan dipelajari dulu dan dianalisa dengan seksama terlebih dahulu. Rasional, permasalahan yang ada selalu dicari dulu alasan penyebabnya yang relevan. Sebelum berpendapat, maka dicari dulu fakta-faktanya. Selalu berdasarkan format-format ilmu logika yang berlaku, karena menguasai ilmu logika akademik, maka pendapat-pendapatnya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Bersifat akademik, karena setiap pendapat harus didukung argumentasi atau penalaran yang benar-benar logis dan benar. Wawasan berpikirnya luas, cara berpikirnya alternativisme membuka kemungkinan-kemungkinan lainnya sehingga argumentasinya juga teliti dan tepat. 


Bisa saja berpikir secara tidak logis tapi benar, tapi kenyataannya masih banyak yang berpikir logis tidak benar atau seolah-olah benar padahal salah, dan anehnya berusaha mempertahankan pendapatnya mati-matian padahal pendapatnya salah sekalipun sudah di bantah oleh fakta yang jelas di depan mata, karena pendapatnya sudah tidak lagi berdasarkan logika yang benar tapi lebih didukung oleh hawa nafsu.

Orang-orang yang logikanya lemah dan menjadi pemimpin atau wakil rakyat, maka kebijakan-kebijakan ataupun undang-undang yang dihasilkan akan tumpang tindih. Hawa nafsu yang lebih dominan hanya menghasilkan kebijakan demi kepentingan kelompok tertentu, tidak jelas alias multitafsir, bahkan bisa jadi menjadi undang-undang yang salah.

Dan orang yang logikanya lemah, mudah terhasut oleh faham-faham yang salah sehingga bermunculan aliran anarkis, aliran anti NKRI, ikut ke dalamnya tanpa sadar.

by roel

Terimakasih untuk kunjungannya...
    Blogger Comment
    Facebook Comment