Tahun Yang Baru

Tepat di tanggal 31 Desember saya berkesempatan menuliskan status di FaceBook saya, berikut saya copy paste status tersebut;

Jika Dia berkenan, besok pun matahari masih akan terbit.. dan tak ada bedanya dengan hari ini... tapi sebagian penduduk dunia sepakat besok adalah tahun yang baru... selamat mengikuti perhitungan kalender baru untuk aktivitas selanjutnya...”

 Karena pernyataan yang terlalu pendek atau karena saya tidak begitu pintar menuliskan kalimat yang baik, maka ada komentar yang tidak paham dengan apa yang saya maksud. Jika anda tertarik dengan apa sebenarnya yang ingin saya sampaikan silahkan melanjutkan membaca artikel ini. Dan tulisan selanjutnya dari artikel inipun hampir keseluruhannya saya kutip dari kumpulan-kumpulan komentar yang telah saya tuliskan di acount FaceBook saya.
_______________________

Ada banyak sistem penanggalan di bumi kita ini, masing-masing dengan versinya sendiri. Tapi apapun sistem penanggalan tetap saja itu ditujukan sebagai penandaan waktu, agar aktivitas manusia dibumi ini bisa terjadwal dan teratur, bahkan di beberapa waktu tertentu ada banyak peristiwa yang seringkali diperingati.

 Bila kita mengacu pada perputaran bumi pada porosnya (berpusing) yang menyebakan terjadinya siang dan malam, maka belahan bumi yang tekena sinar matahari dikatakan siang dan belahan bumi yang tidak terkena sinar matahari dikatakan malam. Perputaran bumi (berpusing) terus menerus terjadi, dengan demikian tidak ada bedanya antara siang dan malam kemarin, dengan siang dan malam hari ini, dan dengan siang dan malam esok hari. Matahari akan terbit dan tenggelam seperti biasa, berulang dan terus berulang, berulang dan terus berulang.

 Nah, bisa dibayangkan kalau seandainya tidak ada penandaan waktu atau sistem penanggalan (kalender), maka betapa kacaunya aktivitas penduduk bumi, kita tidak dapat menghitung sudah berapa umur kita, kita tidak mengenal dengan istilah jadwal, tidak pernah ada janji pertemuan, tidak ada peringatan peristiwa kejadian dan seterusnya dan seterusnya.

Maka demikian pentingnya penanggalan yang dibuat oleh manusia, agar manusia dapat berhitung, mengingat dan berencana dengan sistem penanggalan yang telah dibuat. Dari perkembangan ilmu astronomi maka pada akhirnya manusia paham bahwa bumi tidak hanya berpusing (berputar seperti gasing) tapi bergerak juga mengelilingi matahari. Pergerakan bumi mengelilingi matahari dalam satu putaran disepakati manusia sama dengan 1 tahun dan lama untuk mencapai 1 putaran adalah 365 hari (atau 365 kali bumi berpusing). Permasalahannya adalah kapan dimulainya perhitungan awal tahun atau penetapan awal tahun ?

Pada akhirnya Manusia penguasa menetapkan awal tahun dikaitkan dengan peristiwa yang besar pada masa penguasa itu, Tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM, tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma. Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti peputaran bumi mengelilingi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Kemudian pada masa-masa penguasa berikutnya penetapan tanggal 1 Januari berubah lagi, sehingga akhirnya 1 Januari ditetapkan seperti sekarang ini, yang dikaitkan dengan suatu kelahiran, walaupun hal ini masih diperdebatkan kapan tepatnya kelahiran itu. Penanggalan berdasarkan kesepakatan ini ini dikenal dengan kalender masehi.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya sebetulnya ada banyak sistem penanggalan di bumi ini, salah satunya lagi adalah kalender islam atau Hijriyah. Sistem kalender ini didasarkan atas perputaran bulan terhadap bumi. Dan sesuai dengan namanya Hijriyah karena memang awal tahun dimulai dengan hijrahnya Nabi besar Muhammad S.A.W. di bulan Muharram, dari kota Mekah ke kota Madinah pada saat beliau menyampaikan ajaran Islam. Kemudian didalam Al Qur'an sendiri jumlah bilangan bulan yang ditetapkan oleh Allah SWT.
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram..." [At Taubah (9): 36]
"Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah... " [At Taubah (9): 37]

Dengan demikian dapatlah kita pahami bila sistem penanggalan terutama penanggalan Masehi yang dibahas diatas sebagai contoh sistem penanggalan yang awal tahunnya didesain oleh manusia hanyalah penandaan waktu manusia di muka bumi ini. Jika demikian halnya maka apa perlunya kita harus berlebih-lebihan dalam memperingati pergantian tahun padahal itu hanyalah tanda waktu, tidak ada yang istimewa. Mengapa pula sebagian penduduk dunia berdoa dan berharap yang berlebihan, seoalah-olah hari di 1 januari benar-benar berbeda dari hari-hari sebelumnya, padahal bumi seperti biasanya berputar dan berputar. 
Wallahu’alam Bishowab.......

by roel

Terimakasih untuk kunjungannya...
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment